Journaling atau menulis jurnal harian bukan hanya soal menuangkan cerita, tapi bisa menjadi alat refleksi yang kuat. Saat kita menulis, kita sebenarnya sedang memperlambat pikiran dan mengubah kekacauan mental menjadi sesuatu yang terstruktur. Ini sangat berguna untuk kamu yang sering merasa overwhelmed atau bingung menentukan arah.
Menulis juga dapat membantu kamu mengenali pola emosi dan
pikiran yang selama ini tersembunyi. Misalnya, kamu baru sadar bahwa stres
sering muncul setiap Senin, atau kamu merasa lega setelah menulis tentang
kekesalan tertentu. Semakin sering menulis, semakin kamu mengenali cara kerja
emosimu sendiri—dan itu penting untuk pengembangan diri.
Bagi banyak orang, journaling juga jadi “katup pelepas
tekanan.” Saat kamu merasa penuh beban atau overthinking, menulis bisa jadi
cara meluapkan semuanya tanpa takut dihakimi. Kamu bebas mengekspresikan
perasaan negatif atau bingung tanpa harus menyensor. Hasilnya, pikiran terasa
lebih ringan dan jernih setelahnya.
Untuk mulai journaling, kamu bisa gunakan metode bebas (free
writing), menulis 3 hal yang disyukuri, atau menjawab prompt tertentu seperti
“apa yang paling membuatku cemas hari ini?” Tidak perlu panjang atau puitis.
Bahkan 5 menit per hari sudah cukup untuk mulai merasakan manfaatnya.
Yang paling penting adalah konsistensi. Jadikan journaling
sebagai kebiasaan harian atau mingguan. Dengan waktu, kamu akan mulai melihat
transformasi: pikiran lebih teratur, emosi lebih stabil, dan arah hidup terasa
lebih jelas. Ini adalah cara sederhana namun kuat untuk mengenali dan merawat
diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar